Sebagai seorang sanguinis yang juga bernaung di bawah zodiak Pisces, saya adalah definisi nyata dari 'manusia adalah makhluk sosial': tidak bisa sendiri. Saya harus berada di keramaian, bersama orang lain, untuk merasa utuh.
Saya benci sendiri, karena tidak ada satu orang pun yang bisa saya ajak bicara. Saya bisa berbicara kepada Minky, boneka teddy bear berwarna pink stabilo berukuran jumbo yang ada di kamar saya, tapi Minky tidak akan bisa membalas semua pembicaraan saya dengan 'lebay lo, Ties'.
Saya benci sendiri, karena tidak ada yang bisa saya mintai komentar tentang baju mana yang harus saya pilih saat berbelanja. Cermin-cermin di toko pakaian yang saya kunjungi bukanlah cermin sakti milik Putri Salju yang bisa bilang kalau saya adalah wanita tercantik di dunia. Saya butuh teman-teman cerewet saya yang akan memberi masukan rok model apa yang harus saya beli, warna apa yang harus saya pilih, toko mana yang memberikan penawaran diskon lebih menarik.
Saya benci sendiri, karena tidak ada tindakan nyata yang mampu menyelamatkan saya dari rasa terpuruk. Tidak ada bahu mas ini untuk bersender, tidak ada pelukan hangat Mama yang membuat segala sesuatu terasa lebih indah, tidak ada tepukan di bahu dari sahabat yang membuat semua beban terbang bagai debu.
Sendiri di ruang pribadi saja sudah menyakitkan, namun sendiri di tempat publik rasanya seperti neraka. Apa nikmatnya lobster roll seharga £20 jika saya memakannya sendirian? Apa enaknya secangkir hazelnut latte jika saya harus meminumnya sendirian di sebelah suatu keluarga yang sedang berkumpul dan berbincang dengan hangat? Apa manfaatnya berdandan rapi lalu ke pub sendirian, sementara di meja sebelah sekelompok gadis sibuk bergosip seperti yang biasa saya lakukan dengan 'geng' saya?
Family. Loved one. Friends. They accompany me, they keep me happy.
Wait. No, it's definitely more than that........
.......they keep me sane.
Saya benci sendiri, karena tidak ada satu orang pun yang bisa saya ajak bicara. Saya bisa berbicara kepada Minky, boneka teddy bear berwarna pink stabilo berukuran jumbo yang ada di kamar saya, tapi Minky tidak akan bisa membalas semua pembicaraan saya dengan 'lebay lo, Ties'.
Saya benci sendiri, karena tidak ada yang bisa saya mintai komentar tentang baju mana yang harus saya pilih saat berbelanja. Cermin-cermin di toko pakaian yang saya kunjungi bukanlah cermin sakti milik Putri Salju yang bisa bilang kalau saya adalah wanita tercantik di dunia. Saya butuh teman-teman cerewet saya yang akan memberi masukan rok model apa yang harus saya beli, warna apa yang harus saya pilih, toko mana yang memberikan penawaran diskon lebih menarik.
Saya benci sendiri, karena tidak ada tindakan nyata yang mampu menyelamatkan saya dari rasa terpuruk. Tidak ada bahu mas ini untuk bersender, tidak ada pelukan hangat Mama yang membuat segala sesuatu terasa lebih indah, tidak ada tepukan di bahu dari sahabat yang membuat semua beban terbang bagai debu.
Sendiri di ruang pribadi saja sudah menyakitkan, namun sendiri di tempat publik rasanya seperti neraka. Apa nikmatnya lobster roll seharga £20 jika saya memakannya sendirian? Apa enaknya secangkir hazelnut latte jika saya harus meminumnya sendirian di sebelah suatu keluarga yang sedang berkumpul dan berbincang dengan hangat? Apa manfaatnya berdandan rapi lalu ke pub sendirian, sementara di meja sebelah sekelompok gadis sibuk bergosip seperti yang biasa saya lakukan dengan 'geng' saya?
Family. Loved one. Friends. They accompany me, they keep me happy.
Wait. No, it's definitely more than that........
.......they keep me sane.
Grateful for sharing tthis
ReplyDelete