Pertama-tama, ijinkanlah saya mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya karena tiga hari ke belakang saya tidak menulis apa-apa. Kecuali disertasi. Dan
literature review. Atau curhatan penuh tangisan pada sahabat. Tapi kan semuanya itu tidak mungkin saya
posting di blog ini sebagai bagian dari #NulisRandom2015. Jadi jelas dong, sebenarnya saya sudah kalah dalam tantangan #NulisRandom2015 ini. Tapi saya menolak untuk kalah, dan memutuskan untuk terus (mencoba) melaju sampai hari ketiga puluh.
Selama seminggu ini (8 Juni-14 Juni 2015), postingan saya akan serba London! Yup, saya akan berbagi cerita mengenai banyak hal menarik yang saya temui di ibukota Inggris ini.
Disclaimer dulu: semua yang saya tulis murni adalah sudut pandang dan pengalaman pribadi saya,
so bisa jadi banyak hal yang tidak bisa digeneralisir.
Seperti yang sudah diketahui masyarakat luas (sok terkenal), saya sekarang bermukim di London dalam rangka menyematkan gelar Master of Science di belakang nama saya. Hari ini adalah hari ke-260 sejak saya turun dari pesawat Garuda Indonesia yang menerbangkan saya dari Jakarta ke London. Hari ke-260 sejak terakhir kali saya merasakan keringatan di suhu 30 derajat Celcius, 260 hari sejak terakhir kali saya transaksi menggunakan selembar kertas merah bergambar Soekarno-Hatta, 260 hari sejak saya menggandeng tangan
mas ini.... Oke, mulai sinetron.
Salah satu pengalaman baru yang saya alami di jam-jam pertama saya tiba di London adalah naik
underground alias kereta bawah tanah.
Underground ini lazim juga disebut dengan
tube.
|
Source: telegraph.co.uk |
Underground adalah salah satu mode transportasi masal yang gampang banget dijumpai di London, tinggal cari saja tempat dengan tanda seperti ini:
|
Source: creoglassonline.co.uk |
Underground dibagi menjadi beberapa
line berdasarkan rutenya: Northern, Piccadilly, Victoria, Metropolitan, Bakerloo, Hammersmith and City, Circle, District, dan Jubilee. Di gambar di bawah bias juga diperhatikan bahwa ada pembagian zona untuk transportasi di London ini.
|
Source: bbc.co.uk |
Bingung? Hehe.. sebenarnya nggak sesulit itu kok! Asalkan kita tahu stasiun keberangkatan dan tujuan akhir kita, mudah sekali menelusuri
line apa yang harus kita gunakan dan dimana kita harus pindah
line jika diperlukan. Petugas-petugas yang ada di setiap stasiun juga akan dengan senang hati membantu kita, dan di keretanya sendiri ada informasi suara dan teks berjalan yang akan memandu kita.
Kelebihan
underground dibanding moda transportasi lain adalah kecepatannya. Ruang bawah tanah tentunya bebas macet, kecuali jika ada gangguan
major yang bikin
delay parah. Saya pernah terlambat satu jam ke tempat praktek kerja karena seorang pria dilaporkan melakukan percobaan bunuh diri dengan berdiri di lintasan
underground. Kelebihan lain adalah daya angkutnya yang cukup besar, tidak seperti bus yang bisa banget menolak penumpang kalau udah kepenuhan, nggak peduli bahwa saya udah hampir nangis nunggu 20 menit di tengah hujan di musim dingin. tapi walaupun daya angkutnya cukup besar, penolakan penumpang bias tetap terjadi kalau lagi jam sibuk. Tapi tenang saja, kereta lain akan muncul dalam rentang waktu 3 menit, jadi agak tenang.
Underground ideal digunakan jika kita ingin pergi ke tempat yang cukup jauh karena akan menghemat waktu.
Tarif underground adalah yang termahal di antara moda transportasi London lainnya. £2.50 adalah harga minimal, untuk berpindah dari satu stasiun ke stasiun lain yang berada di zona 1 dan 2, dan harganya akan lebih mahal seiring makin luar zona-nya.
Kekurangan lain dari
underground adalah dia berada di bawah tanah, sehingga beberapa
privilege yang bias kita nikmati di atas tanah akan hilang. Pertama, tentunya kita butuh naik turun tangga, baik tangga berjalan alias eskalator, atau tangga 'diam' yang ideal untuk melatih kapasitas paru-paru. Soal tangga ini, kesalahan terbesar saya adalah nekat menapaki 171 anak tangga di Russell Square Station karena sudah terlambat kuliah. Sampai di atas, saya bersumpah saya ingin sekali pingsan
dan ditolong oleh mas petugas tampan. Kedua adalah sinyal
handphone yang otomatis langsung hilang. Beberapa provider seluler memang menyediakan layanan Wi-Fi di stasiun
underground, tapi ya sinyalnya hanya ada pas di stasiun. Kalau keretanya sudah jalan ya
bye-bye sinyal. Hal ini tentunya kurang bersahabat buat saya yang selalu butuh koneksi internet buat dengerin lagu via Spotify. Ketiga, adalah sama sekali nggak ada pemandangan apa-apa di luar jendela
underground! Semuanya hitam. Jadi nggak bisa menikmati indahnya Kota London. Kecuali kalau pemandangan dalam bentuk
British gentlemen tampan, rapi, wangi, bergaya eksekutif muda bisa dikategorikan sebagai aset keindahan kota ini.
Anyway, untuk bisa naik
underground dan SEMUA moda transportasi di London, kita harus punya sejumlah uang dalam kartu yang disebut
Oyster Card. Yup, semua transportasi masal di London ini
cashless. Nggak bakal ada mas-mas kondektur yang narikin duit ongkos kita, dan jangan harap bisa naik transportasi masal apapun dengan uang tunai, walaupun kita nunjukkin duit 100 poundsterling sekalipun. Buat para pelajar, jangan lupa
apply Oyster Card untuk
student, karena kita bisa mendapatkan diskon 30% ongkos perjalanan. Yang adalah sangat lumayan sekali
buat beli lipstick.
Bagian tidak terpisahkan dari
underground tentunya adalah stasiunnya. Rajin-rajinlah membaca setiap penunjuk arah di stasiun supaya tidak tersasar dan dapat menemukan jalan yang benar. Tenang saja, bahkan anak oon seperti saya bisa mengikuti petunjuknya dengan mudah. Jangan lupa, kalau naik eskalator di stasiun, berdirilah di sebelah kanan. Lajur kiri itu hanya untuk mendahului.
|
Source: balancelondon.sacoapartments.com |
Saya punya beberapa stasiun
underground favorit. Pertama adalah King's Cross-St. Pancras, karena banyaknya toko menarik yang tersedia di dalamnya. Plus arsitekturnya menarik kaya di film Harry Potter. Kedua adalah Hammersmith, sesederhana karena ada toko
Ben's Cookies disana. Ketiga adalah East Acton, karena bernuansa
classy seperti tahun-tahun masa perang. Baron's Court juga cukup menyenangkan karena tangganya sedikit dan bisa jalan-jalan ke Margravine Cemetery yang ada di dekatnya. Stasiun yang saya nggak suka adalah stasiun yang banyak turisnya macam Knightsbridge, Green Park, Waterloo... Ya padahal saya juga turis, tapi kadang kalau lagi penuh banget rasanya lelah banget.
Sekian dulu cerita saya mengenai
London underground. Jangan lupa untuk selalu
tap-in dan
tap-out di stasiun, dan hindari mampir ke toko-toko menarik yang ada di stasiun kalau tidak ingin tergoda membeli!
p.s.:
link yang saya sediakan di atas adalah sumber resmi Transport for London alias Tfl, organisasi yang mengatur semua hal mengenai transportasi di London. Silakan dibaca-baca untuk keterangan lebih lengkap ya!