Saturday 13 July 2013

Sambel: Enjoy It While You Can!



Sebagai anak Indonesia yang baik dan menjunjung tinggi lidah cinta-local-food, ada dua hal yang (should be) selalu ada dalam menu makanan sehari-hari saya: sambel dan kerupuk.

Sambel dengan berbagai kreasinya emang membangkitkan nafsu makan banget, dimana buat saya masing-masing menu punya 'jodoh' sambelnya masing-masing. Nasi dan sayur asem plus ikan asin itu temennya sambel terasi. Kalau tempe mendoan dan tahu pletok, of course sambel kecap plus cabe rawit. Makan mie kocok? Sambel bawang putih then!

Serunya, mostly tempat makan menyediakan sambel free of charge dan free flow juga, alias silakan ambil sepuasnya. Biasanya si sambel disediakan di wadah-wadah plastik dan ditaruh di atas meja biar pengunjung langsung ambil. Tapi beberapa rumah makan sekarang udah menyediakan sambel ini sebagai menu terpisah alias harus bayar.

And as we know, komponen utama dalam sambal adalah CABE. No cabe, no sambel. But unfortunately, akhir-akhir ini harga cabe lagi melambung setinggi langit. Pagi ini, saat belanja ke pasar (hari Sabtu itu enaknya bangun subuh, lari pagi di Menteng Park Bintaro, pulangnya ke Pasar Modern Bintaro sektor 9, belanja sayur hihi) saya cukup stres ngedenger harga-harga bahan pangan, termasuk si cabe, yang mulai ngga bersahabat.

"Bang, cabe merah keriting lima ribuan!"
"Yah elah mbak, nih lima ribu cuma dapet segini!" (nunjukin sejumput cabe)
*shock* "Seriusan? Ya ampun mahal amat cabe. Ya udah se-ons, berapa?"
"Tujuh ribu" (lalu menambahkan cuma sekitar 3 buah cabe)
Oke. Mulai khawatir. Mulai khawatir kalau-kalau sambel-sambel free of charge di rumah makan mulai hilang dari peredaran. Khawatir kalau mau makan sambel aja harus extra cost nambah beberapa ribu rupiah di bill makanan. Khawatir kalau ke depannya sambel mulai nggak berasa pedes, gara-gara cabe yang dipakai masih belum cukup umur untuk memproduksi cukup capsaicin , suatu minyak atsiri di dalam cabe yang emang berfungsi sebagai penghasil rasa pedas.

So, permenungan saya pagi ini menghasilkan judul postingan kali ini: enjoy sambel while you can. Selagi masih ada sambel free of charge, selagi masih ada sambel yang berasa nendang. Please mulai sekarang kalo ada sambel gratis jangan ambil sesendok sayur tapi cuma dimakan secolek doang, kasian tuh yang beli cabe.

Oh ya, dan selagi saluran gastrointestinal masih bisa diajak kerjasama. Prinsip makan sambel: anything in excess will harm you.

Salam seuhah*!

*seuhah: Sundanese phrase to express pungency after eating something spicy :D

4 comments:

  1. SIYOK. gue pemakan cabe rawit terbanyak di rumah. sehari bisa sejumput. seminggu bisa 4 kali. mama.. maaf..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyah dek Iota, cabe rawit lebih mahalita lg. sejumput 3 ribu. lo liat foto cabe di postingan ini? iyap, segitu tujuh ribu. #dies

      Delete
  2. yaa... derita kita sebagai orang Indonesia yang kebanyakan SUKA pedas... dan pastinya SAMBAAAAL nomer wahid kalau mau makan... makan kurang lengkap tanpa sambal... hohoho...
    sedih juga kalau pada akhirnya kalau makan gak pake sambel...

    ReplyDelete
  3. itu kalo mau beli baso, sambelnya diumpetin sama abangnya,.. kalo minta pun dijatah.. hahahaha

    ReplyDelete