Friday, 6 June 2014

Taking the IELTS: The Prep, The Test, The Result

Ada suatu kesibukan baru dalam hidup saya sejak bulan Oktober 2013 hingga April 2014 kemarin: menyiapkan diri untuk tes IELTS, or the International English Language Testing System. IELTS, as we know, adalah suatu tes untuk membuktikan proficiency atau kemahiran kita di bidang Bahasa Inggris. Tingkat kemahiran kita akan diukur dengan angka, yang berkisar antara 0-9. By the way, IELTS ini emang bukan satu-satunya English proficiency test yang ada dan banyak diakui secara internasional sih. Ada juga TOEFL dan banyak yang lainnya. In my case, I prefer IELTS karena negara tujuan saya (tujuan apa hayo, hihi semoga bisa dibahas di post-post berikutnya hihi) adalah United Kingdom, dan setahu saya negara-negara British Commonwealth emang lebih prefer IELTS daripada TOEFL. By the way lagi, saya kemarin dapat e-mail dari suatu universitas berbasis UK dan mereka memberitahu bahwa per 6 April 2014, TOEFL sudah tidak diterima sebagai syarat English proficiency untuk mendapatkan UK Visa Student Tier 4. Untuk lebih jelasnya mungkin bisa dibaca disini ya.

Back to me and my IELTS test. FYI, saya belum pernah ikutan tes IELTS sebelum ini. TOEFL sih udah pernah, tapi hanya yang paper based, intitusional pula. So saya cukup deg-degan nih karena dihadapkan dengan target dapat nilai minimal overall 6.5 dengan nilai minimal setiap section adalah 6. Ada empat section yang diujikan dalam tes IELTS: listening, reading, writing, dan speaking.

Kegiatan persiapan saya mulai dengan tanya-tanya pengalaman beberapa teman yang sudah lebih dulu tes. Ada yang bilang tesnya susah, ada yang bilang biasa aja, macem-macem deh. Tapi yang jelas semua teman tersebut memberi nasehat bahwa saya sebaiknya belajar dan mempersiapkan diri dengan baik sebelum tesnya. Bukan apa-apa, tes IELTS ini harganya cukup mahal, sekitar 2,5 juta rupiah, jadi bodoh aja rasanya kalau asal-asalan ngambil tes dan nggak lulus.

Salah satu teman, Kiki, berhasil dapat overall score 7 buat IELTS-nya. Kata Kiki, dia banyak belajar mandiri. Dari Kiki pula saya dapat rekomendasi beberapa buku untuk latihan IELTS. Salah satu yang dia recommend adalah Barron's. Saya beli bukunya, harganya sekitar 300 ribu, di Kinokuniya Plaza Senayan. Saya coba kerjakan tes-tes yang ada disana. Pertamanya sih masih agak awkward, terutama pas bagian listening. Saya kebiasa dengar American accent di film atau lagu, sekalinya listening dengan British accent, butuh beberapa waktu buat getting used to it.

Setelah mengerjakan soal-soal di Barron's, saya memutuskan untuk ikut mock exam alias semacam try out IE:LTS ini. Saya ambil tes-nya di IEDUC Bandung. Kayanya dia punya kantor juga di Jakarta, tapi saya kebetulan hari itu lagi pulang kampung ke Bandung, jadi sekalian aja. Harga mock exam-nya sekitar duaratus ribu rupiah saat itu. Namanya juga mock exam, ya situasinya dikondisikan seperti tes aslinya nanti. Dan masalah utama saya saat mock exam ini adalah time management. Seriously I run out of time banget. Hasil mock exam keluar, saya dapat L6.5R6.5W5.5S5.0. Gilaaa, PR banget buat ngejar nilai bagus!

Melihat hasil tersebut, saya berpikir mau nggak mau saya harus les buat preparation IELTS. Nah, ini nih masalahnya, secara saya adalah karyawati dengan jadwal kerja ter-tidak fleksibel untuk les-lesan begini. So dari sekian banyak pilihan tempat preparation, saya pilih IELTS preparation workshop yang diadakan oleh IDP Pondok Indah. Cuma seminggu dan tempat serta waktunya bisa dikejar after my office hours. Syukurlah, saya berhasil mengosongkan jadwal seminggu full bebas dari tugas luar kota.

Pengajar workshop saya adalah seorang native bernama John, yang juga adalah IELTS examiner. John baik, bersedia diskusi, dan yang jelas orangnya to the point. Pas saya bilang target saya adalah dapet score 7, dia senyum dan bilang "that will be hard, though". Hahaha, sialan. Tapi saya nggak tersinggung, saya anggap itu challenge dari dia supaya saya kerja keras. Selama workshop John banyak memberikan tips-tips yang berguna untuk tes. Oh iya, jangan harap bakal diajarin lagi basic English ya disini. Secara namanya workshop, jadi ya fokusnya pada how to prepare for the IELTS-nya aja, bukan pelajaran bahasa Inggris. Enaknya ikutan les preparation kaya gini, ada yang menilai buat writing dan speaking section, secara nilai saya di dua section tersebut mengkhawatirkan dunia banget.

Beres seminggu workshop, saya masih belum pede untuk langsung ambil tes. Saya merasa masih perlu banyak berlatih, terutama ya di writing dan speaking section tadi. Saya berlatih menggunakan buku kumpulan soal IELTS yang dikeluarkan oleh Cambridge, suer deh tingkat kesulitannya maknyus banget buat belajar. Selain belajar dari buku soal, saya juga melatih kemampuan listening dengan menonton film berbahasa Inggris tanpa subtitle (my favorite will always be Om Benedict Cumberbatch and his Sherlock series), rajin mendengarkan radio berbahasa Inggris via streaming online (BBC kalau lagi serius, Capital FM London kalau lagi pengen ajeb-ajeb). Buat melatih speaking, saya mengajak beberapa teman buat nemenin saya ngobrol in English (thanks a lot buat Mbak Anis, Yosi, Dek Alda), atau kalau lagi sendirian ya self talking aja sama cermin, di WC, pokoknya malu-maluin. Kemampuan writing saya juga masih ababil, terutama vocabulary saya yang kurang variatif, so saya banyak membaca koran, artikel, hingga literatur berbahasa Inggris. Setiap vocabulary baru yang saya temui saya catat, sehingga bisa jadi referensi untuk bahan writing.

Setelah merasa (sedikit) lebih siap, saya mencanangkan tanggal 5 April sebagai test date saya. Seminggu sebelum tanggal tersebut saya mendaftar online, dan disambut kenyataan pahit bahwa semua test centre (bahkan Bandung dan Surabaya)  udah full booked buat ujian tanggal tersebut. Alamak! Terpaksa saya (dengan sedikit dimarahin sama mas-mas ini) mengundurkan test jadi tanggal 12 April. Pendaftaran dan pembayaran dilakukan online, setelah itu kita harus datang ke kantor cabang IDP terdekat (soalnya saya ambil test-nya di IDP. Kalau di Jakarta selain IDP, penyelenggara lain adalah IALF dan British Council) untuk finger-scanned dan foto.

D day! Saya dapet venue tes di Apartment Pondok Indah Golf. Test dimulai jam 8, tapi jam 7 saya sudah rapi jali ada di venue. Sesuai saran dari sahabat saya si Vava yang sudah pernah IELTS, saya makan nasi goreng ('harus nasi sarapannya!') plus kopi (beli di Sevel dekat kosan, haha). Di dalam ruang test sendiri boleh bawa air minum asal wadahnya transparan.

Saat sudah duduk di bangku test rasanya deg-degan banget. First section, listening. Sebelum mulai, pastikan kita bisa mendengar audio dengan jelas di tempat kita duduk. Ingat! IELTS ini bentuknya mostly isian dan bukan multiple choice. Nah, isian means kita harus mengisi dengan spelling yang tepat. Salah spelling ya coret. Kurang 's' di akhir kata sebagai bentuk plural juga coret. Gunakan juga huruf kapital sesuai dengan kaidahnya, misalnya di awal kata yang berupa nama orang atau tempat. Dan karena audio untuk listening test ini hanya dimainkan sekali saja, pastikan untuk selalu move on dan jangan hilang fokus bila di tengah-tengah soal kita mengalami kesulitan menjawab. Yang menjadi distractor kalau tes listening biasanya kalau ada soal yang berhubungan dengan angka (misal nomor telepon), atau spelling suatu nama.

Listening sudah dilalui, saatnya saya lanjut ke section berikutnya: reading. Cara saya mengerjakan tes reading adalah sebagai berikut: saya screening dulu tipe soal yang diberikan untuk tiap bacaan, kemudian membaca cepat bacaan tersebut (usually no more than 2 minutes for each passage) sambil menggarisbawahi kata atau kalimat yang tersurat dalam pertanyaan yang sudah sempat saya screening tadi. Setelah itu saya membaca betul-betul masing pertanyaan yang diajukan, dan mencari jawabannya di bacaan tadi (seharusnya mencari dimana letak dari jawaban tersebut akan lebih mudah karena kita sudah sempat screening bacaannya terlebih dahulu, bukan?). Sebenarnya ada banyak cara mengerjakan lain, tapi so far saya cukup sukses dengan pendekatan ini sih hehe.

Section berikutnya adalah writing. Momok terbesar saya, actually. Writing ini ada dua task, task kedua bernilai dua kali lipat dari task pertama. So, curahkanlah 80% perhatianmu pada Task 2. Jangan berlama-lama di Task 1, cukup 15 menit, maksimal 20 menit. Kebanyakan teman-teman saya yang failed di writing section ternyata menaruh perhatian berlebih pada Task 1 sehingga Task 2 tidak dikerjakan dengan baik. Menurut tutor saya waktu preparation, ada beberapa hal yang dinilai di writing section ini. Pertama adalah response kita pada pertanyaan yang diberikan (misalnya untuk Task 1, kemampuan kita mengidentifikasi poin penting dari grafik atau diagram yang diberikan). Kedua, coherence atau kesesuaian isi tulisan dengan pertanyaan pada soal. Ketiga, lexical resource. Semakin banyak kita gunakan vocabulary yang lebih formal (contoh: gunakan 'obtain' untuk kata 'get'), semakin baik nilai kita. Keempat adalah grammar, jadi sediakan beberapa menit di akhir untuk memeriksa kembali grammar yang kita gunakan. Sebelum memulai menulis, saya biasanya membuat mind map mengenai topik yang ditanyakan. Kemudian, membuat kerangka kasar isi per paragraf. Intinya, rencanakanlah dahulu apa yang hendak kita tulis dengan matang, baru kemudian mengembangkannya. Jangan terburu-buru ingin langsung menulis tanpa perencanaan yang baik, karena bisa jadi kita stuck di tengah-tengah dan berujung pada pemborosan waktu.

Section terakhir adalah speaking. Disini kita akan berhadapan dengan seorang penguji atau examiner, native speaker tentunya, yang akan memberikan beberapa pertanyaan pada kita. Speaking test sendiri terdiri dari tiga part. Pada part pertama, biasanya examiner meminta kita menceritakan mengenai diri kita dan hal-hal umum yang berhubungan dengan diri kita: family, hobby, school, work, daily life, etc selama kurang lebih dua menit. Kemudian pada part 2, examiner akan memberikan sebuah kertas berisi topik dan beberapa pertanyaan mengenai topik tersebut. Kita akan diberi waktu satu menit untuk mempersiapkan poin-poin yang akan kita utarakan, kemudian selama dua menit berikutnya kita harus menceritakan topik tersebut serta menjawab pertanyaan yang diberikan pada sang examiner. Ibaratnya, kita lagi presentasi mengenai topik yang diberikan. Part terakhir, lebih berupa diskusi antara sang examiner dengan kita, topiknya biasanya nggak berbeda jauh dengan topik di part dua. Pengalaman saya, examiner saya orangnya cukup baik, full smile pula, sehingga saya rileks dan tidak tegang. Penilaian pada tes speaking ini, menurut yang diajarkan tutor saya, hampir sama dengan writing section. Fluency and coherence, lexical resource, grammatical range, serta accuracy and pronunciation.

Selesai sudah serangkaian test IELTS, saatnya menunggu 13 hari untuk mengetahui hasil nilai saya. Preview hasil test kita bisa diakses secara online di sini dengan memasukkan nama lengkap dan nomor ID yang kita gunakan saat test. Sungguh saya sangat deg-degan membuka website tersebut pada hari itu, sambil doa tak putus-putus, ternyata hasil yang saya dapat beyond my wildest expectation. Kaget, dan tentunya sangat bersyukur. 

IELTS test harus saya akui bukanlah sesuatu yang mudah, namun bukannya tidak bisa dipersiapkan dengan baik, bukan? Latihan, latihan, dan latihan adalah kunci utama kesuksesan tes IELTS menurut saya. Bukan hanya latihan dari soal yang sudah ada, tapi latihan membiasakan diri kita dengan English dalam hidup sehari-hari. Jangan lupa berdoa dan stay focus selama tes, niscaya hasil yang baik akan datang pada kita.

***

Big thanks to mas-mas baik yang sudah menemani saya selama hari tes, your presence really reduced my worry!



19 comments:

  1. hasilnya dapat berapa mbak? listeningnya dapat berapa? ada improvenet dari mocktest?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, terimakasih sudah membaca postingan saya. Saya puji Tuhan dapat overall result 7.5, listening 8.0.
      Dalam kasus saya pribadi, ada peningkatan nilai dari mock test ke actual result saya, dengan catatan ya memang banyak berlatih soal :)
      Semoga membantu, semoga sukses selalu!

      Delete
  2. Kak, utk buku belajar mandiri ielts apakah cmn baroon's yg recommended saja? Atau kakak masih ada recomended buku lain? Trims
    Soalnya saya mw coba beli buku dulu untuk belajar mandiri sblm ambil ielts preparations

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo mas Achmad,

      Bisa dicoba juga buku-buku IELTS yang diterbitkan oleh Cambridge University Press. Itu juga membantu untuk persiapan IELTS :) Good luck! :)

      Delete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Kalau boleh tau writingnya kakak dapet berapa ya? Aku lagi cari cara buat ningkatin writing banget nih hehe, thank you :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Nadia! Terimakasih sudah membaca tulisan saya! Mmm sejujurnya writing itu juga kelemahan saya (bahkan sampai sekarang haha). Kemarin ini dapat 6.5, pas-pasan banget syarat dari Universitas.
      Saya dulu belajarnya tetep dari buku2 IELTS dan coba lihat model answers yang mereka kasih. Dan saya bikin jadwal, sehari harus latihan minimal satu soal writing. Tips2 lainnya, termasuk kriteria penilaian dan manajemen waktu, sudah saya bahas di postingan hehe :)
      Good luck! :)

      Delete
  5. Hi, I'm Tiara.
    I'm one of IELTS Life Skill takers. *Pondok Indah
    I think we met the same John (as an examiner). :))

    Wow your score is good anyway.
    I am waiting for my result (7days after the test) now.
    Hope I can pass the test.
    *no need to get wow score..

    :)

    ReplyDelete
  6. Hi Kak, mau nanya dong pas bagian speaking itu interviewernya pake aksennya gampang didenger gak? Denger-denger aksennya British banget yah kalo di IDP ini? Thank you.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mas Christian,

      Menurut pengalaman saya sih aksen si interviewer tetap mudah dicerna kok. Mungkin yang saya agak kesulitan untuk listening, tapi dengan banyak latihan akan menjadi makin terbiasa kok.
      Good luck! :)

      Delete
  7. halo kak, saya mau tanya audio di IDP Pondok Indah bagus ga ya kak? makasih kak : )

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Naomi!

      Untuk selama workshop sih kita kelas kecil sekitar 12 orang, jadi di ruangan kecil dengan audio yang cukup jelas (kalau nggak salah pakai speaker standar untuk laptop gitu).
      Kalau untuk tes-nya di hari H, dulu saya di suatu hall gede gitu di Apartment Pondok Indah Golf. Speaker-nya banyak dan kualitas suaranya buat saya sih cukup. Sebelum listening dimulai, ada semacam tes audio dulu, kalau kita merasa nggak/kurang jelas, bisa bilang ke pengawas :)
      Hope it helps yah!

      Delete
  8. mbak, mau tanya download sherlock series dimana mbak? atau beli CD nya ya? info tempat belinya ya mbak. Tks. Choirul

    ReplyDelete
  9. download GRATIS buku dan soal IELTS, TOEFL, dan masih banyak lagi. di
    UNLIMITED WORLD
    MUDAH DAN GRATIS

    ReplyDelete
  10. Great post! I am see the programming coding and step by step execute the outputs.I am gather this coding more information. It's helpful for me my friend. Also great blog here with all of the valuable information you have.
    IELTS Coaching in Chennai

    ReplyDelete
  11. Artikel yang seru!

    Izin numpang lapak untuk menaruh informasi ya. Punya IPK 3.0, lulusan S-1 & dibawah 35 tahun? Kami menjamin anda untuk memperoleh IELTS 7.5 & mendapatkan beasiswa 100% diluar negeri. 3000+ alumni sejak 1996, kuliah di 4 benua. Untuk tes institusional IELTS gratis & info beasiswa: 0813 1663 4102

    ReplyDelete
  12. I found your blog while searching for the updates, I am happy to be here. Very useful content and also easily understandable providing.. Believe me I did wrote an post about tutorials for beginners with reference of your blog.nice ad ovey page
    Ai & Artificial Intelligence Course in Chennai
    PHP Training in Chennai
    Ethical Hacking Course in Chennai Blue Prism Training in Chennai
    UiPath Training in Chennai

    ReplyDelete
  13. Thanks for sharing the post! join today in the bestIELTS coaching in Chennai, at learninsync, they will support you the best.

    ReplyDelete